Cari Blog Ini

Kamis, 03 Maret 2011

Air dan Cairan Tubuh


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Air (H20) merupakan komponen utama 2 yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air. Namun bergantung kepada kandungan lemak & otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa.Oleh karena itu maka tubuh yang terlatih & terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan tubuh non atlet. Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh.
Di dalam tubuh, sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti paru-paru atau jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1 kkal konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total jumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara ratarata tubuh orang dewasa akan kehilangan 2.5 L cairan per harinya. Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400 ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100 ml
keluar bersama dengan feces (tinja). Sehingga berdasarkan estimasi ini, konsumsi antara 8-10 gelas (1 gelas ��240 ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan kebutuhan cairan per- harinya.
Oleh karena itu, kebutuhan air dalam tubuh sangat penting mengingat 50-70% dari berat badan dalah cairan makanya untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuh di sesuaikan dengan aktivitas dan banyak  mengonsumsi buah dan sayuran untuk menjaga mineral sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu, kebutuhan mineral dalam tubuh erat kaitannya dengan minuman yang kita minum dengan kata lain mineral dan cairan tubuh saling berhubungan. Keberadaan elektrolit dalam tubuh seperti, dalam bentuk kation ; Natrium (Na), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magesium (Mg), sedangkan dalam bentuk anion ; Klorida (Cl), Bikarbonas (HCO3-), Fosfat (HPO4), Sulfat (SO4), Asam Organik (laktat dan piruvat), Protein.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, diantaranya :
1.    Bagaimana distribusi air dan cairan tubuh ?
2.    Apa fungsi cairan pada tubuh ?
3.    Bagaimana menjaga agar cairan tubuh tetap seimbang ?
4.    Apa yang terjadi jika tubuh kekurangan cairan berlebih ?
5.    Bagaimanakah kebutuhan air pada anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia, apakah berbeda-beda ?

C. Tujuan
Dengan adanya makalah ini diharapkan bahwa, kita mengenal lebih jauh lagi tentang komposisi tubuh dimana sebagaian besar tubuh kita tersusun atas air, selain itu, kita juga dapat mengetahui untuk bagaimana cara menjaga keseimbangan cairan tubuh serta bagaimana dampak yang terjadi jika tubuh kekurangan cairan berlebih akibat aktivitas yang berat.





BAB II
Air dan Cairan Tubuh

A.    Pengertian Cairan Tubuh
Cairan tubuh merupakan cairan yang terdapat di dalam tubuh manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Air adalah bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di dalam tubuh memerlukan cairan. Bila konsumsi air sangat sedikit, maka reaksi yang terjadi dalam tubuh akan terganggu. Agar metabolisme tubuh dapat berlangsung dengan normal, tubuh harus mendapatkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang.
Beragamnya aktifitas di luar ruangan menyebabkan asupan cairan yang diperlukan tubuh lebih banyak bila dibandingkan dengan orang yang tidak banyak beraktifitas. Tubuh kita harus mendapatkan masukan cairan setiap hari agar metabolisme  dan semua organ berfungsi optimal.

B.   Air Dan Cairan Tubuh
Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 50-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpa lemak (lean body mass). Angka ini labih besar untuk anak-anak. Pada proses menua manusia kehilangan air. Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah 75% berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50%. Kehilangan ini sebagian besar berupa cairan ekstraselular. Kandungan air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada proporsi jaringan otot dan jaringan lemak . tubuh yang relatif banyak otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih banyak dari pada nonatlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak dari perempuan, dan kandungan air anak muda lebih banyak daripada orang tua. Sel-sel yang aktif secara metabolik, seperti sel-sel otot dan visera (alat-alat yang terdapat dalam rongga badan, seperti paru-paru, jantung  dan jeroan) mempunyai konsentrasi air paling tinggi, sedangkan sel-sel jaringan tulang dan gigi paling rendah.
1.    Keseimbangan Air dan Cairan Tubuh
Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar tubuh. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan di dalam tubuh setiap waktu berada di dalam jumlah yang tetap/ konsta. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidrasi (kehilangan air secara berlebihan). Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan yang diperoleh dari makanan, serta air yang diperoleh sebagai hasil metbolisme. Air yang keluar dari tubuh termasuk yang dikeluarkan sebagai urine, air di dalam feses, dan air yang dikeluarkan melalui kulit dan paru-paru.

Masukan Air
Jumlah Air (ml)
Ekskresi/Keluaran Air
Jumlah (ml)
Cairan
Makanan
Air metabolik
550-1500
700-1000
200-300
Ginjal
Kulit
Paru-paru
Feses
500-1400
450-900
350
150

1450 - 2800

1450 - 2800
Sumber : Whitney, E.N. Dan S.R.Rolfes, understanding nutrition, 1993, hal. 372

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa volume yang diperoleh melalui minuman hampir sama dengan volume urine, dan bahwa jumlahnya hanya merupakan separuh dari jumlah masukan dan keluaran air secara keseluruhan.
2.    Pengaturan Konsumsi Air
Konsumsi air diatur oleh rasa haus dan kenyang. Hal ini terjadi melalui perubahan yang dirasakan oleh mulut, hipotalamus (pusat otak yang mengontrol pemeliharaan keseimbangan air dan suhu tubuh) dan perut. Bila konsentrasi bahan-bahan di dalam darah terlalu tinggi, maka bahan-bahan ini akan menarik aur dari kelenjar ludah. Mulut menjadi kering, dan timbul keinginanan untuk minum guna membasahi mulut. Bila hipotalamus mengetahui bahwa konsentrasi darah terlalu tinggi, maka timbul rangsangan untuk minum. Pengaturan minum dilakukan pula oleh saraf lambung.
Walaupun rasa haus dapat mengatur konsumsi air, dalam keadaan kehilangan air yang terjadi secara cepat, mekanisme ini sering tidak dapat pada waktunya mengganti air yang diperlukan. Misalnya kehilangan cairan yang terjadi secara cepat  pada seorang pekerja yang bekerja di panas matahari atau seorang pelari jarak jauh. Kadang-kadang minum tidak dapat segera mengembalikan keilangan cairan yang dialaminya. Akibatnya terjadi dehidrasi.
3.    Pengaturan Pengeluaran Air
Pengeluaran air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak. Hipotalamus mengatur konsentrasi garam di dalam darah, merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan hormon antidiuretika (ADH). ADH dikeluarkan bilamana konsentrasi garam di dalam tubuh terlalu tinggi, atau bila volume darah atau tekanan darah terlalu rendah. ADH merangsang ginjal untuk menahan atau menyerap kembali air dan pengedarannya kembali ke dalam tubuh. Jadi, semakin banyak air dibutuhkan tubuh, semakin sedikit yang dikeluarkan.
Bila terlalu banyak air keluar dari tubuh, voume darah dan tekanan darah akan turun. Sel-sel ginjal akan mengeluarkan enzim renin. Renin mengaktifkan protein di dalam darah yang dinaakan angiotensinogen ke dalam bentuk aktifnya angiotensin. Angiotensin akan mengecilkan diameter pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik. Di samping itu, angiotensin mengatur pengeluaran hormon aldosteron dai kelenjar adrenalin. Aldosteron akan mempengaruhi ginjal untuk menahan natrium dan air. Akibatnya, bila dibutuhkan lebih banyak air, akan lebih sedikit air dikeluarkan dari tubuh.
Mekanisme ini tidak berjalan, bila seseorang tidak minum air dalam jumlah cukup. Tubuh paling kurang harus mengeluarkan 500 ml air sehari melalui urine yaitu jumlah minimal yang diperlukan untuk mengeluarkan bahan sisa sehari sebagai akibat aktivitas metabolisme di dalam tubuh. Di luar jumlah in, pengeluaran air disesuaikan dengan pemasukan air. Bila seseorang minum air dalam jumlah lebih banyak, urine akan lebih encer. Di samping melalui urine, tubuh akan kehilangan air melalui paru-paru sebagai uap, melalui kulit sebagai keringat, dan sedikit melalui feses. Jumlah air yang hilang rata-rata tiap hari sebanyak 2 ½ liter.
4.    Sumber Air
Di samping sumber air yang nyata berupa air minuman lain, hampir semua makanan mengandung air. Sebagian besar buah dan sayuran mengandung sampai 95% air, sedangkan daging, ayam, dan ikan sampai 70-80%. Air juga dihasilkan di dalam tubuh sebagai hasil metabolisme energi.

5.    Kebutuhan Air
Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1,0-1,5 ml/kkal, sedangkan untuk bayi 1,5 ml/kkal.
  • Cairan tubuh menempati +/- 60 % BB tubuh
    • Wanita dewasa muda : 50 – 55% Berat Badan
    • Pria dewasa muda : 55 – 60% Berat Badan
    • Bayi : 75% Berat Badan
    • Usia lanjut : 45% Berat Badan
  • Air penting untuk berbagai fungsi tubuh dan kadarnya harus tetap dijaga. Untuk menghindari dehidrasi

  Ginjal                                                              Otak
Bila aliran darah berkurang :                           bila konsentrasi garam naik :
    Ginjal mengeluarkan                                       rangsangan terhadap
            Enzim renin                                                 kelenjar pituitari


Renin

   Darah                                                       Kalenker Pituitari
       Renin mengubah                                            Kelenjar pituitari
Angiotensinogen menjadi                                hormon antidiuretika (ADH)
 Bentuk aktif angiotensin
                                   


            Angiotensin                                                                    ADH
Kelenjar                Pembuluh
Adrenal                  darah
 Kelenjar adrenal                pembuluh darah
  Mengeluarkan           mengkerut, meingkatkan
      Aldosteron                     tekanan darah
       Aldosteron

Ginjal menahan natrium dan air, dengan demikian meningkatkan tekanan darah

Pengaturan keseimbangan air oleh ginjal dan otak
Sumber : Whitney, E.N. Dan S.R.Rolfes, Understanding Nutrition, 1999, hal. 370.




C. Distribusi Cairan Tubuh
Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Setiap sel mengandung cairan intraselular (cairan di dalam sel) yang komposisinya paling cocok untuk sel tersebut dan berada di dalam cairan ekstraselular (cairan di luar sel) yang cocok pula. Cairan estraselular trdiri atas cairan interstisial atau interselular (sebagian besar) yang terdapat di dalam sela-sela sel dan cairan intravaskular berupa plasma darah. Semua cairan tubuh setiap waktu kehilangan dan mengalami pergantian bagian-bagiannya, namun komposisis cairan dalam tiap kompartemen dipertahankan agar selalu berda dalam keadaan homeostatis/tetap. Keseimbangan cairan di tetap kompartemen menentukan volume dan tekanan darah.

Cairan tubuh total 45 l
Ekstraselular 15 l
Intraselular 30 l
Darah/ intravaskular
3 l
Na : K = 28 : 1
Interselular/ interstisial 12 l Na : K = 28 : 1
Na : K = 1 : 10



Pembagian air di dalam tubuh menurut kompartemen

Seorang yang mempunyai berat badan 70 kg mengandung kurang lebih 45 liter air, 30 liter diantaranya merupakan cairan intraselular dan 15 liter cairan ekstraselular. Seperlima dari cairan ekstraselular (3 liter) adalah cairan intravaskular dan selebihnya (12 liter) cairan intraselular (termasuk cairan serebrospinal, cairan saluran cerna, cairan dalam mata dan telinga).
Cairan intaselular memasok bahan-bahan yang diperlukan tiap sel dan membawa keluar produk akhir hasil-hasil reaksi kimia yang terjadi di dalam tiap sel. Setiap kompartemen cairan dipisahkan saatu sama lain oleh membran semipermaebal yang dapat dilewati secara bebas oleh air dan beberapa elektrolit.
D. Fungsi Air dan Cairan Tubuh
Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen (O2 ) ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat. Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang terdapat di dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata, mulut & hidung, pelumas dalam cairan sendi. Selain itu, air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, diantaranya :
1.    Air di dalam tubuh berfungsi sebagi pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon. Zat gizi dan hormon dibawah ke seuruh sel yang membutuhkan. Di samping itu, air sebagai pelarut mengangkut sisa-sisa metabolisme, termasuk karbon dioksida dan ureum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru-paru, kulit dan ginjal.
2.    Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi bioogik dalam sel, termasuk di dalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk lebih sederhana.
3.    Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
4.    Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan. Dalam hal ini air berperan sebagai zat pembangun.
5.    Karena kemampuan air untuk mengantarkan panas, air memegang peranan dalam mendistribusikan panas di dalam tubuh. Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh pada 37°C. Suhu ini paling cocok untuk bekerjanya enzim-enzim di dalam tubuh. Kelebihan panas yang diperoleh dari metabolisme energi perlusegera disalurkan ke luar. Sebagaian besar pengeluaran kelebihan panas ini dilakukan melalui penguapan air dari permukaan tubuh (keringat). Tubuh setiap waktu mendinginkan diri melalui penguapan air. Kehilangan panas melalui kulit merupakan 25% dari pengeluaran energi basal. Kekurangan air yang terjadi sebanyak 350-700 ml/hari pada suhu dan kelembaban lingkungan normal dinamakan kehilangan air insensibel atau secara tidak sadar. Semakin luas permukaan tubuh, semakin besar kehilangan panas melalui kulit. Lemak di bawah kulit berperan sebagai bahan isolasi yang mengurangi kecepatan panas hilang dari tubuh. Ini menguntungkan tubuh pada suhu dingin dan merugikan pada suhu panas.
6.    Peredam benturan, air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang , dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan.

E.    Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai di dalam cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Pengaturan ini penting bagi kehidupan sel, karena sel harus secara terus-menerus berada di dalam cairan dengan komposisi yang benar, baik cairan di dalam maupun di luar sel. Mineral makro terdapat dalam bentuk ikatan garam yang larut dalam cairan tubuh. Sel-sel tubuh mengatur ke mana garam harus bergerak dengan demikian menetapkan ke mana cairan tubuh harus mengalir, karena cairan mengikuti garam. Kecendrungan air mengikuti garam dinamakan osmosis.
1.    Disosiasi Garam Dalam Mineral
Bila garam larut air, misalnya garam NaCl, akan terjadi disosiasi sehingga terbentuk  ion-ion bermuatan positif dan negatif. Ion positif dinamakan kation, sedangkan ion negatif dinamakan anion. Ion mengandung muatan listrik dinamakan elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air dan garam dalam keadaan disosiasi dinamakan larutan elektrolit. Dalam semua larutan elektrolit , ada keseimbangan anatra konsentrasi anion dan kation. Keberadaan elektrolit di luar dan di dalam sel tubuh.
Elektrolit
Konsentrasi di luar sel (meq/l)
Konsentrasi di dalam sel (meq/l)
Kation
Natrium (Na+)
Kalium (K+)
Kalsium (Ca++)
Magnesium (Mg++)

Anion
Klorida (Cl-)
Bikarbonas (HCO3-)
Fosfat (HPO4=)
Sulfat (SO4=)
Asam organik (laktat, piruvat
Protein

142
5
5
3
155

103
27
2
1
6
16
155

10
150
2
40
202

2
10
103
20
10
57
202
      Sumber : Whitney, E.N. dan S.R. Rolfes, Understanding Nutrition, 1999, hal. 371.

2.    Daya Tarik Elektrolit Terhadap Air
Tubuh mengeluarkan elektrolit untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh. Sel-sel tubuh memiliki elektrolit untuk ditempatkan di luar (terutama natrium dan klorida) dan di dalam seel (terutama kalium, magnesium, fosfat, dan sulfat). Molekul air, karena bersifat polar, memiliki elektrolit. Walaupun mlekul air bermuatan nol, sisi oksigennya sedikit bermuatan negatif, sedangkan hidrogennya sedikit bermuatan positif. Oleh karena itu, dalam suatu larutan elektrolit baik ion positif maupun ion negatif menarik molekul air di sekitarya.
Air akan bergerak ke arah larutan elektrolit yang berkonsentrasi lebih tinggi. Hal ini dilakukan melalui membran sel semipermeabel yaitu yang bersifat permeabel untuk air tetapi tidak permeabel untuk elektrolit. Kekuatan yang mendorong air untuk bergerak ini dinamakantekanan osmosis.
3.    Pengaturan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Protein
Membran sel mengandung transpor berupa protein yang mengatur penyebrangan ion positif dan bahan lain melalui membran sel tersebut. Ion negatif akan mengikuti ion positif dan air akan mengalir ke arah cairan yang lebih tinggi konsentrasinya. Salah satu contoh alat transpor ini adalah pompa natrium-kalium, suatu enzim yang memompa natrium ke luar lebih cepat daripada proses difusi biasa. Pada waktu yang sama, kalium akan dipompa ke dalam sel. Pompa ini secara aktif mempertukarkan natrium dengan kalium melalui membran sel, dengan demikian mempertahankan tingkat konsentrasi masing-masing elektrolit. Pompa ini menggunakan ATP sebagai sumber energi dan enzim natrium-kalium ATP-ase guna melepas energi dari ATP.
4.    Pemeliharaan Keseimbangan Cairan Tubuh Dan Elektrolit
Jumlah berbagai jenis garam di dalam tubuh hendaknya dijaga dalam keadaan konstan. Bila terjadi kehilangan garam dari tubuh, maka harus diganti dari sumber di luar tubuh, yaitu dari makanan dan minuman. Tubuh mempunyai mekanisme yang mengatur agar konsentrasi semua mineral berada dalam batas-batas normal. Pengaturan ini terutama dilakukan oleh saluran cerna dan ginjal.
Bagian atas saluran cerna, yaitu lambung dan usus halus, secara terus menerus memperoleh mineral melaui getah pencernaan dan cairan empedu. Mineral ini kemudian diserap kemali di bagian bawah saluran cerna, yaitu dibagian kolon/usus besar. Melalui mekanisme ini sebanyak 8 liter cairan mengalami daur ulang, yang cukup berarti untuk pemeliharaan keseimbangan elektrolit.
Hormon ADH menentukan jumlah air yang dikeluarkan ginjal dan jumlah yang diserap kembali. Untuk mengatur keseimbangan elektrolit, ginjal memanfaatkan kelenjar adrenal melalui hormon aldosteron. Bila kadar natrium tubuh menjadi rendah, aldosteron meningkatkan reabsorpsi natrium dari tubula ginjal. Bila terjadi reabsorpsi natrium, kalium dapat dikeluarkan dari tubuh sesuai dengan aturan bahwa jumlah ion positif di dalam tubuh harus tetap sama. Kemampuan ginjal mengatur kandungan natrium tubuh luar biasa. Makanan biasanya mengandung lebih banyak natrium daripada yang dibutukan tubuh. Natrium mudah diabsorpsi oleh saluran cerna ke dalam darah. Ginjal akan mengeluarkan kelebihan natrium ini dan menjaga konsentrasinya dalam darah pada tingkat normal.
Rasa haus juga membantu kadar natrium di dalam darah. Bila kadar natrium tinggi, resptor di dalam otak merangsang sesorang untuk minum hingga tercapai rasio normal natrium terhadap air. Kemudian ginjal akan mengeluarkan kelebihan air dan kelebihan natrium secara bersamaan.

F.  Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Secara normal, tubuh mampu mempertahankan diri dari ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Namun, ada kalanya tubuh tidak mampu mengatasinya. Ini terjadi bila kehilangan terjadi dalam jumlah banyak sekaligus, seperti pada muntah-muntah, diare, berkeringat luar biasa, terbakar, luka/perdarahan, dan sebagainya. Dalam hal ini elektrolit paling pertama yang hilang adalah natrium dan klorida, karena keduanya merupakan elektrolit ekstraselular utama dalam tubuh. Biasanya perlu segera diberikan cairan elektrolit. Cairan elektrolit yang paling sedehana dan dikenal oleh masyarakat adalah oralit atau larutan gula garam (LGG). Bila terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit perlu segera dilakukan tindakan medis khusus.



G.   Keseimbangan Asam Basa
Di damping untuk mengatur keseimbangan cairan elektrolit, ion juga digunakan tubuh untuk mengatur tingkat keasaman/pH cairan tubuh. pH normal untuk berbagai cairan tubuh adalah sebagai berikut :

¤ Darah        : 7,35 – 7,45               ¤ Lambung        : < 2,00
¤ Pankreas  : 8,00                           ¤ Urin                   : 6,00
1.    Pengaturan Oleh Sistem Buffer
Beberapa jenis elektrolit dan protein dalam cairan tubuh bertindak sebagai buffer dalam melindungi tubuh terhadap kemungkinan perubahan dalam pH dengan cara menetralisasi asam atau basa bersangkutan. Sistem bffer tubuh merupakan lini pertahanan pertama terhadap perubahan keseimbangan asam-basa cairan tubuh.
2.    Pengaturan Melalui Sistem Ekskresi
Sistem lain yang melidungi tubuh terhadap  perubahan pH adalah paru-paru, kulit, dan ginjal. Bila terlalu banyak asam menumpuk di dalam tubuh berupa asam karbonat, kecepatan pernapasan akan meningkat dan karbon dioksida akan lebih banyak dikeluarkan. Bila basa yang menumpuk, penapasan akan diperlambat, karbon dioksida akan ditahan lebih bayak di dalam tubuh yang kemudian membentuk lebih banyak asam karbonat. Kulit akan mengeluarkan lebih banyak keringat asam, dan saluran air mata akan mengubah komposisiair mata.

Ginjal merupakan alat pengatur keseimbangan asam basa utama dalam sistem ekskresi. Dalam hal ini ginjal akan memilih ion yang harus dikeluarkan dan yang harus ada dipertahankan dalam tubuh. Makanan mempengaruhi pH urine. Makanan yang menghasilkan  abu asam cenderung menghasilkan urine yang lebih asam. Klr, sulfur, dan fosfor dalam larutan air membentuk asam. Oleh karena itu, menghasilkan urine yang bersifat asam. Unsur-unsur yang membentuk asam ini terutama tardapat dalam bahan makanan sumber protein, seperti daging, ayam, ikan, dan telur serta dalam bentuk serelia utuh. Sebalikya, makanan yang menghasilkan abu basa cenderung mengurangi tingkat keasaman urine. Unsur mineral yang bersifat basa dalam larutan adalah kalsium, natrium dan magnesium. Unsur-unsur ini terutama terdapat dalam kacang-kacangan, sayuran dan buah.


















BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Cairan tubuh merupakan cairan yang terdapat di dalam tubuh manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Air adalah bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di dalam tubuh memerlukan cairan. Bila konsumsi air sangat sedikit, maka reaksi yang terjadi dalam tubuh akan terganggu. Konsumsi air diatur oleh rasa haus dan kenyang. Hal ini terjadi melalui perubahan yang dirasakan oleh mulut, hipotalamus (pusat otak yang mengontrol pemeliharaan keseimbangan air dan suhu tubuh) dan perut.
Pengeluaran air dari tubuh diatur oleh ginjal dan otak.Hipotalamus mengatur konsentrasi garam di dalam darah, merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan hormon antidiuretika (ADH). Bila terlalu banyak air keluar dari tubuh, voume darah dan tekanan darah akan turun, Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1,0-1,5 ml/kkal, sedangkan untuk bayi 1,5 ml/kkal.
Seorang yang mempunyai berat badan 70 kg mengandung kurang lebih 45 liter air, 30 liter diantaranya merupakan cairan intraselular dan 15 liter cairan ekstraselular. Seperlima dari cairan ekstraselular (3 liter) adalah cairan intravaskular dan selebihnya (12 liter) cairan intraselular (termasuk cairan serebrospinal, cairan saluran cerna, cairan dalam mata dan telinga). Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen (O2 ) ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat.
Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai di dalam cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Secara normal, tubuh mampu mempertahankan diri dari ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Namun, ada kalanya tubuh tidak mampu mengatasinya. Ini terjadi bila kehilangan terjadi dalam jumlah banyak sekaligus, seperti pada muntah-muntah, diare, berkeringat luar biasa, terbakar, luka/perdarahan, dan sebagainya
B.    Saran
Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan menjaga agar tubuh tidak kekurangan cairan tubuh secara berlebih maka, disarankan untuk mengonsumsi air secara cukup sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas sehari-hari, agar juga terhindar dari dehidrasi yang dapat menyebabkan fungsi tubuh jadi terganggu. Karena 75% komposisi tubuh adalah air begitu pun dengan komposisi otak sekitar 79% adalah air. Oleh karena itu, konsumsi air sangat diperlukan. Sumber kehidupan berasal dari air.











DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama:   Jakarta
Paath, Erna Frncin. 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Buku Kedokteran ECG : Jakarta
Purwitasari, Desi. 2009. Buku Ajar Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Nuha Medika : Yogyakarta
Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran ECG : Jakarta
Shafiq, Ahmad, dkk. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
Irawan, Anwari. Cairan Tubuh Elektrolit dan Mineral. Sports Science Brief. www.pssplab.com/pdfsearch.com diakses pada tanggal 3 Februari 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar